Beranda | Artikel
Persahabatan Dalam Islam
Jumat, 9 November 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Persahabatan Dalam Islam merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. dalam pembahasan Kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala (tamannya orang-orang yang berakal dan tamasyanya orang-orang yang mempunyai keutamaan) karya Abu Hatim Muhammad ibnu Hibban al Busty rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 29 Shafar 1440 H / 07 November 2018 M.

Download mp3 kajian sebelumnya: Menyebarkan Salam, Menampakkan Senyum dan Wajah Yang Ceria

Kajian Tentang Persahabatan Dalam Islam – Kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala

Ini adalah anjuran untuk berteman dengan orang-orang shalih dan larangan berteman dengan orang-orang yang buruk. Kemudian disini beliau membawakan hadits Abu Musa Al-Asyari. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة

Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Orang yang berakal berusaha untuk senantiasa berteman dengan orang-orang yang shalih dan meninggalkan berteman dengan orang-orang yang buruk. Hal ini karena mencintai orang-orang shalih itu cepat bersambungnya dan lama terputusnya. Berbeda dengan mencintai orang-orang yang buruk akhlak dan agamanya. Cepat putusnya namun lambat bersambungnya. Berteman dengan orang yang buruk akan menimbulkan buruk sangka kepada orang shalih. Banyak orang yang memandang dengan pandangan yang tidak baik kepada orang shalih karena ternyata dia berteman dengan teman-teman yang buruk. Teman-teman yang buruk pasti akan mengompori dia untuk membenci dan menjauhkan dari orang-orang yang shalih. Maka dari itulah berteman dengan orang-orang yang buruk sangat berbahaya.

Siapa yang berteman dengan orang yang buruk, tidak selamat untuk masuk kedalam golongan mereka. Setidaknya orang lain akan menganggap kita sebagai orang yang buruk. Karena mereka melihat teman-teman kita adalah orang yang buruk. Maka kewajiban atas orang yang berakal adalah menjauhi teman-teman yang buruk. Sebagaimana berteman dengan orang-orang yang baik akan menimbulkan kebaikan, maka berteman dengan orang yang tidak baik pun akan menimbulkan ketidakbaikan.

Muhammad bin Abdullah Azanji al-Baghdadi bersyair, “Hendaklah kamu berteman dengan teman-teman yang baik karena jumlah mereka sedikit. Sambunglah hubungan dengan mereka. Jadikan mereka sebagai sehabatmu. Dengan seperti itu kamu akan memuliakan dan memelihara dirimu sendiri.” Ini adalah hal yang benar. Jika kita berteman dengan orang-orang yang shalih, hakikatnya kita sudah memelihara dan memuliakan diri kita sendiri. Karena kebaikan dan keshalihan orang tersebut memberikan kebaikan kepada orang lain.

Berkata Malik bin Dinar, “Kamu mengangkat bebatuan bersama orang-orang yang shalih lebih baik dari pada kamu makan makanan yang enak bersama orang yang buruk.” Bertemannya kita dengan orang yang buruk seringkali membuat penyakit hati muncul di hati. Orang yang berakal tidak merusak kehormatannya sendiri dan tidak membiasakan sebab-sebab keburukan dengan cara selalu berteman dengan orang-orang yang buruk.

Maka orang yang berakal faham kalau dia bergaul dengan orang yang buruk, hanya akan menimbulkan keburukan pada dirinya. Manusia sangat mudah terpengaruh oleh teman akrab dan teman-temannya. Kalau teman-temannya orang-orang yang shalih, insyaAllah dia akan terpengaruh. Kalau teman-temannya tidak shalih, diapun akan terpengaruh akan keshalihannya tersebut.

Kewajiban bagi orang yang berakal adalah berlindung kepada Allah dari teman yang apabila disebut nama Allah ternyata teman itu tidak membantu kita untuk berdzikir. Jika kita lalai teman tersebut justru memberikan semangat untuk tidak berdzikir. Teman seperti ini lebih baik kita tinggalkan. Kalau kita duduk di suatu majelis kemudian kita menyebutkan karunia Allah lalu mereka justru berpaling dan lebih suka berbicara tentang dunia, itu pertanda bahwa teman-teman kita bukanlah teman yang shalih.

Siapa yang teman-temannya buruk, maka dia sebetulnya orang buruk. Sebagaimana sesuatu yang baik pasti akan berkumpul dengan yang baik lagi. Demikian pula, sesuatu yang buruk akan berkumpul dengan yang buruk lagi. Maka hendaklah seseorang berteman dengan orang-orang yang memiliki muruah, akhlak, adab. Bukan orang-orang yang tidak memiliki akhlak dan adab.

Abdul Wahid bin Zaid berkata, “Duduklah bersama ahli agama dari penduduk dunia ini. Karena ahli agama tidak akan berkata kotor dalam majelis mereka.” Disebutkan didalam Al-Qur’an tentang penduduk api neraka yang menyesal karena dia masuk neraka disebabkan teman dekatnya. Allah berfirman:

يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا ﴿٢٨﴾ لَّقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولًا ﴿٢٩﴾

Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan[25]: 28-29)

Bolehkan Bergaul dengan Siapa Saja?

Islam tidak pernah mengajarkan seperti demikian. Islam menganjurkan agar kita berteman dengan orang yang shalih. Adapun bergaul dengan siapa saja, itu akan menyebabkan kita berada ditepi jurang api neraka. Manusia lemah, manusia makhluk sosial yang sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Maka hanya orang berakal yang berfikir saja yang faham bahwa penting sekali berteman dengan orang-orang shalih, orang-orang yang baik.

Bagaimana kiat-kiat berteman dengan orang-orang yang shalih?

Simak Penjelasan Lengkap dan Download Kajian Tentang Persahabatan Dalam Islam – Kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala

Mari raih pahala dan kebaikan dengan membagikan tautan ceramah agama ini ke Jejaring Sosial yang Anda miliki seperti Facebook, Twitter, Google+ dan yang lainnya. Semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan Anda.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45112-persahabatan-dalam-islam/